Saturday, December 26, 2015


 redwinpoker.com

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane mengatakan sepanjang tahun 2015, ada sebanyak 18 polisi tewas dan 74 luka-luka di seluruh Indonesia.

Para polisi itu merupakan korban pengeroyokan, ditembak begal, ditabrak, ditusuk, bentrokan sesama polisi, bentrok dengan TNI, korban bunuh diri, dan lain-lain. Sedangkan jumlah anggota TNI yang tewas di tahun 2015 ada 10 orang dan12 luka.

Jumlah polisi yang tewas pada 2015, ungkap Neta, cenderung menurun jika dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2014 jumlah polisi tewas mencapai 41 orang dan 42 luka. Tahun 2013 ada 27 polisi tewas dan 72 luka. Tahun 2012 ada 29 polisi tewas dan 14 luka. Tahun 2011 ada 20 polisi tewas. Di tahun 2014, polisi tewas akibat ditembak pelaku kriminal atau ditembak sesama polisi menduduki ranking tertinggi sebagai penyebab kematian polisi.

"Tapi di tahun 2015 angka penyebab kematian terbesar polisi adalah akibat bunuh diri sebanyak tujuh orang, ditembak empat orang, kecelakaan tiga orang, ditikam satu orang, dan lain lain tiga orang," ujar Neta dalam keterangan tertulis yang diterima Okezone, Minggu (27/12/2015).

Lebih lanjut dia mengatakan, yang menonjol di 2015 adalah anggota polisi dikeroyok massa maupun dikeroyok sesama polisi dan TNI.

Karena, jumlah polisi yang luka-luka dikeroyok mencapai 25 orang. Selain itu ada polisi luka-luka akibat bentrok dengan demonstran dan suporter sepakbola. Sedangkan polisi yang ditembak begal ada 3 orang dan ditusuk begal ada dua polisi.

"Ibukota Jakarta masih merupakan daerah rawan bagi keselamatan anggota Polri. Tahun 2015 ada 15 peristiwa yang membuat satu polisi tewas dan 38 lainnya luka," katanya.

Selain itu, di Jakarta tahun 2015 ini ada dua polisi yang bunuh diri, dengan cara menembak kepalanya sendiri. Jika dibanding 2014, angka ini menurun. Di 2014 di ibukota ada 12 peristiwa yang menyebabkan empat polisi tewas dan sembilan luka.

"Daerah rawan lainnya bagi polisi adalah Jawa Barat dan Sulawesi Selatan masing-masing empat peristiwa. Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara tiga peristiwa. Papua, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Gorontalo dua peristiwa. Jawa Tengah , Jogja, Maluku, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) masing-masing satu peristiwa. Aceh yang merupakan daerah rawan konflik justru di 2015 ini sangat aman. Tidak ada polisi yang tewas dan luka di serambi mekkah ini," ungkapnya.

Masih tingginya angka kematian polisi saat menjalankan tugas ini perlu dicermati. Trennya mulai meningkat sejak lima tahun terakhir. Yang paling memprihatinkan adalah tren kematian polisi akibat bunuh diri dan ditembak rekannya sendiri.

"Kasus ini menunjukkan bahwa psikologi sebagian anggota Polri sangat labil dan tidak mampu menahan emosi," katanya.

IPW berharap di 2016, jajaran Polri bisa lebih mawas diri, terlatih, peka, tidak emosional dan arogan, sehingga angka kematian polisi saat bertugas bisa semakin menurun.

"Yang lebih penting, di 2016 diharapkan tidak ada lagi sesama polisi saling serang atau polisi tembak polisi," pungkasnya.

redwinpoker.com

0 comments:

Post a Comment