Saturday, December 26, 2015

 Material Termahal di Dunia Dihargai Rp2 Triliun per Gram
 Ilustrasi bentuk endohedral fullerene. (Foto: Telegraph)



SEBUAH material baru yang diciptakan ilmuwan di Laboratorium Universitas Oxford menjadi material termahal di dunia dengan harga yang ditaksir mencapai USD150 juta atau sekira Rp2 Triliun per gramnya.

Material bernama 'endohedral fullerene' yang ditemukan pada tahun lalu itu adalah sebuah kerangkeng atom-atom karbon yang berisi atom-atom nitrogen.

Material ini digunakan untuk membuat jam atom, sistem penunjuk waktu paling akurat di dunia, dalam ukuran portabel. Sampai saat ini, jam atom hanya bisa dibuat dalam ukuran yang menghabiskan satu ruangan untuk menempatkannya.

“Bayangkan sebuah jam atom yang dapat Anda bawa-bawa di dalam ponsel pintar Anda,” kata Dr Kyriakos Porfyrakis penemu material tersebut sebagaimana dilansir dari Telegraph, Minggu (27/12/2015). “Ini adalah revolusi selanjutnya bagi ponsel.”

Kegunaan lainnya adalah untuk membuat sebuah sistem navigasi GPS untuk mobil tanpa pengendara dengan tingkat ketepatan hingga 1 milimeter.

“Akan ada banyak penerapan untuk teknologi ini. Yang paling terlihat adalah untuk mengendalikan kendaraan tanpa pengemudi,” kata Direktur dari Oxford Technology SEIS fund, Lucius Cary. Oxford Technology adalah lembaga pendanaan yang ikut berinvestasi dalam penelitian tahun lalu.

Atom karbon ada dalam berbagai bentuk, termasuk bentuk wajik dan graphene. Fullerene yang dinamakan Buckminsterfullerene ini terbentuk dari 60 karbon atom. Material ini juga disebut sebagai bucky ball karena bentuknya yang menyerupai bola.

Design Carbon Materials, sebuah perusahaan pengembangan milik Universitas Oxford yang telah meneliti material ini selama lebih dari 12 tahun, baru-baru ini menjual 200 mikrogram endohedral fullerene dengan harga Rp444 juta.

Tingginya harga material tersebut disebabkan tingkat kesulitan pembuatannya. Para peneliti harus bekerja dalam tingkat atomik, membuatnya sangat sulit untuk diproduksi dengan cepat dan jumlah besar.

0 comments:

Post a Comment